Kali ini gue kepengen nyeritain pendakian gunung gue yang ke-4.
Setelah Rinjani dan Semeru yang cukup menguras hati *ciegitu ternyata
Merbabu lebih luar biasa. Waktu itu gue pilih jalur yang anti
mainstream, yang baru aja dibuka beberapa tahun lalu. Suwanting namanya.
Melalui jalur ini, cobaan demi cobaan gue terima. Kenapa sih pilih
Jalur Suwanting? Gue pengen nggak mainstream! Orang-orang kalo naik
Merbabu pasti lewat jalur Selo. Biar ada cerita gitu *cieanaknyasombong.
Bermodal nekat banget cuma berdua aja bareng temen gue cewe yang baru pertama kali mendaki bikin gue sedikit deg-deg an. Selama ini kalo mendaki pasti rame-rame. Karena saat itu musim hujan, jadi untuk cari barengan emang susah banget sih. Kebanyakan temen suka mendaki saat musim panas. Padahal menurut gue sama aja. Mau naik musim panas/hujan sama aja yang penting fisik dan persiapannya mateng. Eits jangan lupa berdoa juga bro!
Sabtu, 15 Oktober 2016
Solo - Desa Suwanting, Magelang
Perjalanan gue dimulai dari rumah pukul 05.00 WIB dini hari dari
rumah gue yang letaknya lumayan jauh dari Solo. Membawa carier berat
ukuran 60l dengan kira-kira beratnya mencapai 30kg-40kg yang sebagian
besar perlengkapan temen gue ada yang digabungin bareng carier ini.
Temen gue cuma bawa carier ukuran 50l yang isinya mendekati full aja
kaga. But I'm proud of her. Nyampe kos temen gue sekitar pukul 06.00 WIB
dan langsung tancap gas menuju Kopeng, Magelang. Cobaan yang gue alamin
pertama yaitu ban motor bocor di Boyolali. Gue sedikit khawatir karena
waktu kita bakalan molor sejam untuk benerin ban yang bocor. Dan yang
bikin gue shock lagi yaitu nggak cuma satu aja yang bocor, ternyata ada 2
lubang yang mesti ditutup. Keringet dingin langsung keluar. Nggak deng
becanda, gue kebelet boker aja sih. Sebenernya gue itu kepengen naik
pagi-pagi sekitar jam 8 atau 9. Tapi keadaan memungkinkan gue berangkat
agak siangan dikit. Setelah selesai menambal akhirnya kita lanjutkan
perjalanan menuju Kopeng. Sebelum sampai Kopeng carier saya tiba-tiba
terjatuh dijalan dan bikin kita panik. Gimana nggak panik, posisi kita
ada ditengah jalan dengan kecepatan lumayan kenceng dan carier
bisa-bisanya jatuh, coba tuh kalo dari belakang ada Bus atau Truck yang
jalannya kenceng. Kayanya gue gabisa cerita lagi di blog gue ini.
Akhirnya gue seret carier yang setengahnya masih nempel di motor ke
pinggir jalan. Alhasil carier gue sobek. Yang paling parah raincover
sih. Bolongnya nggak karuan. Tapi gue bareng temen gue tetep kalem dan
tetep melanjutkan perjalanan gue. Karena tujuan awal kita adalah
Merbabu. Jangan gara-gara hal kaya gini bakal bikin kita menyerah. Gue
terus mencoba melupakan hal tersebut, semoga di basecamp Suwanting ada
yang bisa nolong gue buat pinjem raincover. Raincover ini penting banget
sih. Kalo hujan jadi enggak bocor (Oke, nggak penting. Gue berusaha
buat ngepanjang-panjangin cerita sih ini).
Sekitar pukul 9.30 WIB, akhirnya nyampe juga di desa Suwanting.
Sambil nunggu temen gue ke toilet, gue registrasi dulu. Biaya registrasi
cukup murah hanya sekitar Rp 15.000/orang. Setelah itu gue langsung ke
rumah mas Ambon. Dia lah malaikat penyelamat gue selama di basecamp.
Jadi gini, gue 2 hari sebelumnya udah kasih kabar ke mas Ambon karena
gue dan temen gue mau naik ke Merbabu via Suwanting. Untuk ngecek cuaca
disana gue menghubungi si mas Ambon ini. Mas Ambon ini serba menyediakan
apa aja kebutuhan kalian ke Merbabu. Mau carier? Ada! Mau nesting? Ada!
Mau di jemput dari stasiun? Bisa! Yang nggak ada jodoh mblo! KALIAN
HARUS USAHA SENDIRI! Akhirnya gue pinjem raincoat mas Ambon untuk
menutupi carier gue yang bolong. Iya raincoat, bukan raincover. Karena
pada hari itu adalah Sabtu jadi banyak peralatan-peralatan yang pada
disewain. Sebelum naik mas Ambon kasih arahan ke kita dulu biar nantinya
nggak nyasar ditengah perjalanan. Setelah itu, jadilah kita naik pukul
10.00 WIB dengan rasa semangat yang sedikit-demi sedikit terkikis habis
dibriefing yang ternyata jalurnya naudzubillah.
Basecamp Suwanting - Pos 1
Jalan tetap naik, selama ini belum ditemukan jalan turunan, oke gue
gapapa. Dari basecamp menuju Pos 1 membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
Pemandangan kanan-kiri adalah perkebunan sayur dan rumah warga yang
sangat ramah. Tiap kali lewat pasti disapa. Gue suka banget sama warga
yang menganggap orang asing kaya kita gini seolah-olah adalah tetangga
mereka yang tiap hari ketemu. Coba di kota, tetangga aja kaga noleh,
buset. Banyak ketemu anak-anak kecil juga yang terkadang bilang
"Hati-hati ya kak!" Gila ini gemes banget sih pengen bawa pulang satu.
Sesampainya di Pos 1 kita istirahat dulu. Istirahatnya cuma bentaran
doang. Nggak ada 5 menit langsung cus lagi.
Pos 1 - Pos 2
Jalur sepanjang pos 1 menuju lembah gosong dipenuhi dengan hutan
pinus yang tinggi-tinggi. Syahdu banget sih ini. Sepanjang perjalanan
adanya cuma nggosip terus aja. Gimana lagi mau ngapain paling enak kan
nggosip *anaknyaemakemakbangetya. Dipertengahan jalan temen gue yang
namanya dari tadi belom gue sebutin mengalami kram kaki. Haha namanya
Febri. Jadi kaki si Febri ini, tepatnya pada bagian telapaknya kaku
tidak bisa digerakan apalagi untuk menapak. Akhirnya saya pijit bentar
supaya melemaskan otot-ototnya yang tegang. Kesalahan kita sih sebelum
naik tadi belom pemanasan, perasaan gue mulai nggak enak. Langsung saja
tak lama Febri mengalami kram, kaki saya juga ikutan kram di Lembah
Cemoro. Kalo gue tepatnya dipaha. Sakit parah nggak bisa digerakin.
Disitu gue ketemu dengan Mas Baday. Mas Baday ini yang kasih pertolongan
ke gue pas kaki gue kram. Track nya parah sih. Nanjak teros nggak pake
bonus ditambah gerimis bikin jalan licin. Napak sini kepleset, napak
sana kejengkang (Oke gue mulai lebay), tapi emang begitu kenyataan yang
gue alamin. Sampe prosot-prosotan pegang tali. Ditambah carier gue yang
gedenya bikin tobat. Kalo kata mas Baday carier gue ini over weight,
ditambah pas packing kurang bener. Makanya gampang kram. Setelah
mendingan gue melanjutkan perjalanan. Kaki gue masih sering
kambuh-kambuhan tuh, didalem hati kepengen banget balik glinding ke
bawah tapi kayanya gamungkin. Terus gue paksa sampe pos 2. Sampe pos 2
kita istirahat agak lama, kita makan dan minum disitu Waktu itu sekitar
pukul 13.30 WIB siang. Tiap lembah yang kita lewatin butuh waktu sekitar
30 - 45 menit, dari Lembah Lempong hingga Lembah Mitoh.
Sekitar pukul 14.00 WIB kita memutuskan untuk lanjut jalan lagi.
Baru aja sekitar 30 menit jalan kaki gue tambah parah. Sakitnya nggak
ada obat! Serius sih ini gue nggak lebay. 2 2nya gabisa digerakin dan
terpaksa harus menginap di Lembah Singo. Beruntungnya pas itu ada orang
dari Jakarta yang nolongin gue. Ana dan Aldo namanya. Gue sangat
sangaaaaaat sangaaaaaaaaaat berterimakasih sih sama mereka udah nolongin
gue. Mereka bantu gue ndiriin tenda waktu itu. Yang mana padahal
harusnya mereka buru-buru turun karena hari udah mulai gelap. Semoga
kalian bisa baca blog gue yang nggak ada apa-apanya ini soalnya gue
pengen berterima kasih lagi ke kalian.
Selama di Lembah Singo kita insecure banget karena cuma kita yang
ada disitu, as we know di gunung itu banyak hewan buasnya. Gue nggak
terlalu takut sama cerita-cerita horor sih *anaknyarealistis bro! Hehe
nggak deng canda, gue juga takut sama yang begituan. Setelah makan kita
memutuskan untuk tidur, kira-kira waktu menunjukan pukul 07.00 WIB. Iya
jam 7, kenapa emangnya? Nggak boleh tidur? Cupu? Kan kaki gue kram!
(Alesan)
Minggu, 16 Oktober 2016
Kaki gue udah sedikit mendingan, gue kayanya mau ngelanjutin sampe
puncak. Waktu menunjukan pukul 04.00 WIB dini hari. Gue bangunin si
Febri agar siap-siap melanjutkan perjalanan. Sebelumnya gue suruh dia
bikin anget-anget sama makanan, biar gue yang packing. Gue bawa barang
yang perlu aja. Tenda dan perlengkapan yang lain ditinggal disini. Pas
buka tenda udara dingin langsung masuk, dingin banget sih ini nggak
paham lagi. Tau-tau disebelah udah ada tetangga. Mereka juga mau naik ke
puncak pagi hari ini. Alhamdulillah sih nggak berdua lagi bisa ada
temennya.
Lembah Singo - Puncak
Kita berangkat pukul 05.00 WIB dari lembah Singo. Jalur tracknya
lebih naudzubillah ini mah! Nanjaknya bikin pusing sampe kentut-kentut.
Track termantep gue selama mendaki, parah. Untungnya carier gue taruh
ditenda. Coba kalo dibawa, babak belur pake kejengkang kali. Dengan
jalan yang sangat santay dan sangat menikmati akhirnya sampai di Pos 3
yang hanya butuh waktu 2 jam kurang. Selama jalan kita jarang berhenti.
Jadi ini mungkin lebih cepet. Kalo sebelum-sebelumnya gue tanya sama
orang-orang sih butuh waktu sekitar 3 jam untuk mecapai Pos 3.
Di pos 3 kita ketemu mas baday lagi. Cerita-cerita pengalaman
gunung sih kebanyakan. Mas Baday ini adalah anak muda asal Bekasi yang
memutuskan menyerahkan hidupnya pada jalur Suwanting *ciegitu wkwkw. Gue
tanya awalnya kenapa memutuskan untuk tinggal di basecamp Suwanting
kiranya karena cinta sama gunung Merbabu, ternyata bukan. Ternyata dia
jatuh cinta sama track Suwanting ini, sesimple itu. Salut sih sama mas
Baday. Keep your work ya mas!
Perjalanan kita lanjut lagi. Tetep dengan jalan yang nggak ada
datar-datarnya sama sekali, apalagi turunan. Turunan bagi kita adalah
mukjizat! Kalo emang belom turun, jalannya gabakal turun sih ini, sadis.
Sabana demi sabana kita lewatin. Ini parah abis pemandangan dari sini
bisa bikin gue mabok! Asli nggak bohonh sih ini. I love this fckn
mountain. Perjuangannya nggak sia-sia banget disuguhi pemandangan yang
nggak ada duanya ini. Finaly Top of Suwanting!!!!!!!
Setelah sampai puncak Suwanting kami berniat
melanjutkan hingga ke kentheng songo. Namun sayangnya kami hanya bisa
berada di bukit Triangulasi. Karena estimasi waktu kita yang terlalu
lama berfoto-foto bikin keadaan mengharuskan kita untuk pulang.
Ada sedikit cerita tentang temen gue si Febri
yang sangat unforgetable banget! Gimana enggak coba. Mungkin alesan dia
mau naik gunung biar bisa membuktikan kepada orang-orang bahwa dia cukup
kuat untuk kegiatan outdoor seperti ini, tak terkecuali mantanya
*ciemantan. Eh nggak disangka-sangka dia ketemu mantannya yang notabene
suka banget sama gunung tepat berada di puncak Suwanting, sama sekali
tak terduga dan tak terbayangkan! HAHA, kayanya sih lo jodoh sama mas
mantan ya bret?
Puncak - Basecamp Suwanting
Dari puncak turun sekitar pukul 11.00 WIB. Ini PR
banget sih turun dengan kondisi seperti ini. Jalan curam dan licin
karena guyuran hujan semalam bikin kita tambah babak belur. Ditambah
kaki yang udah nggak karuan bentuknya. Sesampainya di Lembah Singo pukul
13.00 WIB. Si Febri ada masalah dengan kakinya yang lecet bikin dia
susah berjalan, makanya sedikit terlambat. Sesampainya di tenda kita
beres-beres. Makan siang dan langsung cabut ke basecamp. Karena kita
nggakmau hari sudah gelap tapi masih berjalan turun. Pukul 14.30 WIB
kami memutuskan turun. Hingga akhirnya pukul 18.00 WIB kita sudah tiba
di rumah mas Ambon. I'm so happy! Akhirnya sampai juga diperadaban.
- Prepare logistik yang kamu butuhkan, nggak perlu yang berat-berat. Pilih makanan yang memiliki karbohidrat tinggi. (Beras, roti kering, Kentang, Kacang-kacangan)
- Packing carier yang baik. Letakan barang yang jarang dipakai pada bagian paling bawah carier.
- Bawa tracking pole! Ini membantu gue banget sih. Kadang untuk sebagian orang tracking pole nggak penting, tapi bagi gue ini berguna banget.
- Stretching/pemanasan. Biar meminimalisir terjadinya cedera dan kram.
- Minum oralit/pocari sweat sebelum melakukan pendakian. Ini berguna banget buat kalian yang sering mengalami kram.
- Latihan fisik dan mental! Digunung bro ini bukan mall!
Mungkin segitu dulu dari gue.
Have a good Traveling! Thanks for read! Goodbye soon, Pampam!
Find another story at www.adorablebackpacker.blogspot.com
Sumber,
Call Center
085.643.455.685
D72E559E / 7A722B86
Instagram : instagram.com/xplore.wisata
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
Instagram : instagram.com/xplore.gunung
Instagram : instagram.com/syarifain
Fanspage Umum : facebook.com/xplore.wisata
Fanspage Gunung : facebook.com/xplore.gunung
Website :
#porter
#guide #pemandu #transport lokal #merbabu #kopeng #chuntel #wekas #selo
#gancik #grenjeng #suwanting #jalurbukatutup #gunungterindah #gunung
pemula #thekelan
0 komentar:
Posting Komentar